Kompas - Sabtu, 28 Agustus
JAKARTA, KOMPAS.com — Sesungguhnya pendapatan Samsung Electronics yang paling melonjak dan konsisten adalah pada sektor semikonduktor. Dalam tempo lima sampai sepuluh tahun belakangan ini, sektor ini memberikan kontribusi yang luar biasa dan mendudukkan Samsung Electronics sebagai perusahaan terbesar yang memasok komponen intergrated circuit atau IC di dunia.
Lonjakan ini bahkan diramalkan oleh banyak orang bahwa Samsung Electronics kelak akan menjungkalkan Intel yang selama ini lebih dikenal sebagai pemasok semikonduktor terbesar. Indikasi itu sendiri sudah tampak. Sepanjang 1999 hingga 2009, tingkat pertumbuhan penjualan semikonduktor Samsung rata-rata mengalami kenaikan sebesar 13,5 persen. Sementara itu, Intel pada periode yang sama hanya membukukan angka kenaikan rata-rata 3,4 persen. Jika tren ini tidak mengalami perubahan, maka Samsung dipastikan akan menjadi pemimpin sektor ini pada tahun 2014.
Bisnis semikonduktor Samsung Electronics yang pabriknya tersebar di seluruh dunia, tak hanya di Korea Selatan, memproduksi beraneka komponen penunjang keperluan komputer. Yang paling agresif adalah produksi DRAM dan kemudian menjadi pemimpin pasar flash memory (jika dibikin lebih detail). Di luar segmen produksi memori, Samsung juga sangat peduli dengan segmen di luar memori, misalnya saja microcontroller, juga prosesor yang diperlukan untuk kebutuhan ponsel pintar yang belakangan meminta spesifikasi yang semakin tinggi.
Untuk fotografi, Samsung juga merilis sensor CMOS yang semakin banyak dipakai oleh banyak produk kamera. Meski tak semasif produk ponsel, produk kamera digital menampakkan penjualan yang cukup baik. Tentu saja, Samsung Electronics melakukan bisnis ini sekaligus dalam rangka memasok komponen untuk kebutuhan produksi perangkat elektronik buatannya, seperti ponsel, televisi, komputer, kamera, dan banyak lagi.
Sementara itu, Intel sejauh ini hanya berkutat pada penyediaan semikonduktor berupa prosesor dan chipset untuk komputer. Meski demikian, belakangan Intel kemudian mengembangkan produknya untuk keperluan ponsel pintar dan merakit prosesor buat keperluan perangkat semacam netbook dengan harga yang lebih terjangkau (low cost) dan berbasis pada prosesor Atom.
Tampaknya Intel memang harus bekerja keras untuk mempertahankan posisinya. Tak tanggung-tanggung, bagian R&D Intel menganggarkan biaya untuk keperluan penelitian yang terus membengkak. Tahun 2005, mereka memiliki anggaran sebesar 5 miliar dollar AS dan tahun 2010 menjadi 6,6 miliar dollar AS. Sementara itu, "modal" Samsung hanya 1,5 miliar dollas AS sampai 2,5 miliar dollar AS setiap tahun, tercatat dari tahun 2005 hingga 2009. Ya, angka itu tak sampai separuh anggaran yang dikucurkan Intel. (ANDRA/FORSEL)
No comments:
Post a Comment